Minggu, 27 Desember 2009

SEORANG IBU BACOK 5 ANAK KANDUNGNYA/ 3 TEWAS/ 2 KRITIS

SEORANG IBU YANG BERINISIAL SN/ UMUR 30 TAHUN/ DESA FATODANO/ KECAMATAN ULUGAWO/ KABUPATEN NIAS/ MEMBACOK 5 ORANG ANAK KANDUNGNYA/ TIGA ORANG MENINGGAL DUNIA/ DAN DUA ORANG KRITIS/ AKIBAT DIJERAT KEKURANGAN EKONOMI///




SEORANG IBU YANG BERINISIAL SN/ UMUR 30 TAHUN/ DESA FATODANO/ KECAMATAN ULUGAWO/ KABUPATEN NIAS/ MEMBACOK 5 ORANG ANAK KANDUNGNYA/ TIGA ORANG MENINGGAL DUNIA/ DAN DUA ORANG KRITIS/ AKIBAT DIJERAT KEKURANGAN EKONOMI///

KETIGA ANAKNYA YANG TEWAS BERNAMA FERIDA NDRURU/ 10 TAHUN/ FONAHA NDRURU/ 8 TAHUN/ FERINA NDRURU/ 3 TAHUN/ DAN LUKA KRITIS BERNAMA KARIMA NDRURU/ 7 TAHUN/ FOLO’O NDRURU/ 5 TAHUN///

MOTIF PEMBUNUHAN KARENA DIJERAT KEKURANGAN EKONOMI/ SEHINGGA SUAMI SN/ BERKEINGINAN UNTUK MERANTAU DAN MEMBAWA KE LIMA ANAK TERSEBUT/ SEMENTARA IBU DARI KELIMA ANAK TIDAK MAMPU LAGI BERPIKIR UNTUK MENGHIDUPKAN ANAKNYA/ AKHIRNYA TENGAH MALAM SN BANGUN LANGSUNG MENGAMBIL PEDANG DAN MEMBACOK KELIMA ANAKNYA DI SAAT TIDUR TERLELAP/ SEMENTARA SUAMINYA TIDAK BERADA DI TEMPAT///

KEJADIAN TERJADI SEKITAR PUKUL 00.00 WIB/ TANGGAL 26 DESEMBER 2009/ DI DESA FATODANO/ KECAMATAN ULU GAWO/ KABUPATEN NIAS/ SUMATERA UTARA///

KEPALA POLISI RESOR/ KAPOLRES/ NIAS/ SUMATERA UTARA/ A-K-B-P/ WAWAN MUNAWAR/ MEMBENARKAN KEJADIAN TERSEBUT/ DITUTURKANNYA SEBAGAI BARANG BUKTI TERSANGKA TELAH DIAMANKAN DI POLRES NIAS/ BESERTA SEBILAH PARANG DAN BAJU KORBAN YANG MASIH MELEKAT DARAH///

DITAMBAHKAN KAPOLRES NIAS/ TERSANGKA DIINDIKASIKAN MEMBUNUH SECARA BERENCANA/ SEHINGGA TEERSANGKA DI JERAT PASAL PEMBUNUHAN/ PASAL 338 DAN PASAL 351 AYAT 2/ ATAU TERSANGKA DI JERAT HUKUMAN SEUMUR HIDUP///

WAWAN MUNAWAR MENGATAKAN/ UNTUK MEMASTIKAN APAKAH TERSANGKA MENGALAMI GANGGUAN KEJIWAAN/ MAKA POLRES NIAS MEMINTA BANTUAN KEPADA PIHAK PSYKEATER UNTUK MEMERIKSA TERSANGKA///

Onlyhu Ndraha

Ketua DKR kab. Nias

Rabu, 16 Desember 2009

CPNS FORMASI 2009

Penerimaan CPNS Formasi 2009 ini di 4 Kabupaten/kota pemekaran sangat disayangkan.Nias, Nias Utara, Nias Barat dan Kota Gusit. tidak kalah dengan teluk dalam.

permasalahan yang muncul adalah saat pengumuman penerimaan CPNS diisukan bahwa yang bekerjasama dengan 4 kabupaten/kota adalah Universitas Indonesia (UI) akan tetapi setelah ditelusuri ternyatakerjasama dengan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).

Yang anehnya lagi, saat pengumuman hasil ujian tanggal 7 Desember 2009. seperti di Nias Barat pada pengumuman hasil ujian tersebut nomor dan nama CPNS tidak sesuai dengan nomomr ujian. maksudnya jika si A saat ujian nomor ujiannya 0098, maka saat pengumuman nomornya tersebut muncul tapi bukan namanya yang ada.

melihat kekacauan tersebut,maka lima lembaga menggagasi adanya POSKO PENGADUAN KORBAN CPNS FORMASI 2009 (PPK-CPNS_F 2009) YANG DIFASILITASI OLEH (PUSPENAS, LP2KHN, DKR KABUPATEN NIAS, FORSIAGA, YAPIN).

SEKRETARIAT BERSAMA : jl. Tirta Nomor 35 KBN - Gusit

Rabu, 30 September 2009

RSUD GUNUNGSITOLI MEMBOHONGI PUBLIC TERHADAP PENGGUNAAN DANA JAMKESMAS

RSUD GUNUNGSITOLI MEMBOHONGI PUBLIC TERHADAP PENGGUNAAN DANA JAMKESMAS

Temuan Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kabupaten Nias pada tanggal 18 Agustus 2009 bahwa pihak RSUD Gunungsitoli Nias terindikasi menyalahgunakan dana Jamkesmas. Hal ini terbukti dengan beberapa pasien pemilik kartu jakesmas yang hendak berobat di RSUD Gunungsitoli Nias yang telah diadvokasi oleh DKR Kabupaten Nias.
Pihak RSUD Gunungsitoli Nias menyarankan kepada pasien pengguna Jamkesmas agar membeli obat-obatan sesuai dengan resep dokter yang bersangkutan. Alasan RSUD Gunungsitoli karena obat-obatan diapotik telah habis.
Dari temuan DKR Kabupaten Nias tersebut, maka DKR Kabupaten Nias telah melaporkan kepada pihak POLRES Nias dengan nomor surat 31/EX-DKR/VIII/2009, tanggal 18 Agustus 2009 Perihal Laporan Penyalahgunaan Anggaran Jamkesmas di RSU Gunungsitoli.
Oleh karena itu, pihak RSUD Gunungsitoli Nias menyurati pihak POLRES Nias dengan nomor surat 441.6/4635/Med, tanggal 24 Agustus 2009 Perihal Jawaban atas laporan penyalahgunaan anggaran Jamkesmas di RSUD Gunungsitoli. Adapun isi surat tersebut menyatakan bahwa dana Jamkesmas untuk pelayanan Jamkesmas 2009 belum dapat digunakan karena pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis dari Depkes RI belum diterima oleh RSUD Gunungsitoli dan Pembayaran biaya Obat/BHP dari dana APBD hanya cukup untuk keperluan Januari s/d Juli 2009.
Atas jawaban pihak RSUD Gunungsitoli, DKR Kabupaten Nias mengatakan bahwa pihak managemen RSUD Gunungsitoli membohongi public untuk penegelolaan anggaran Jamkesmas tersebut. Alasan DKR Kabupaen Nias mengatakan hal tersebut antara lain, Pertama Pedoman Pelaksanaan dan petunjuk teknis Jamkesmas 2009 oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan surat Edaran Penyelenggaraan Jamkesmas 2009, dengan nomor surat 028/Menkes/I/2009, tanggal 12 Januari 2009.
Kedua pada Pedoman Pelaksanaan (manlak) Jaminan Kesehatan Masyarakat 2008 mengatakan Bab IV bagian A pasal 7 poin b untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai di Rumah Sakit, instalasi Farmasi/Apotik Rumah Sakit bertanggungjawab menyediakan semua obat dan bahan habis pakai untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang diperlukan. Agar terjadi efisiensi pelayanan obat dilakukan dengan mengacu kepada Formularium obat pelayanan kesehatan, pion c Apabila terjadi kekurangan atau ketiadaan obat sebagaimana butir b di atas maka Rumah Sakit berkewajiban memenuhi obat tersebut melalui koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Dari jawaban RSUD Gunungsitoli Nias dengan mengatakan bahwa dana Jamkesmas untuk pelayanan Jamkesmas 2009 belum dapat digunakan karena pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis dari Depkes RI belum diterima oleh RSUD Gunungsitoli, DKR Kabupaen Nias mengatakan jawaban tersebut hanya sebuah teori pembenaran. Jika seandainya itu permasalahan yang terjadi di tubuh RSUD Gunungsitoli, berarti dapat dikatakan untuk tahun 2009 ini RSUD Gunungsitoli tidak dapat menjalankan program Jamkesmas 100 %, akan tetapi kenyataan yang terjadi sudah bertolak belakang dengannya.
Dari hasil investigasi DKR Kabupaten Nias, oleh RSUD Gunungsitoli melaksanakan program Jamkesmas kepada pasien pemilik kartu jamkesmas. Yang menjadi permasalahan mengapa setiap pasien pengguna Jamkesmas diterima dan biaya ditanggung sebagian oleh RSUD Gunungsitoli, yang ditanggung oleh RSUD Gunungsitoli biaya akomodasi selama menginap, biaya kamar, akan tetapi biaya obat-obat yang dikeluarkan oleh dokter yang bersangkutan tidak ditanggung oleh pihak RSUD Gunungsitoli. Darimana petunjuk tersebut diabdosi oleh RSUD Gunungsitoli Nias. Karena dalam manlak Jamkesmas pasien pengguna Jamkesmas sudah ditanggung oleh pemerintah bahkanpun masyarakat yang tidak memiliki kartu Jamkesmas ditanggung oleh Pemerintah Daerah setempat.
Hal ini terbukti saat DKR Kabupaten Nias mendapatkan dimana Laboratorium RSUD Gunungsitoli Nias tanggal 18 September 2009 memintai sejumlah uang kepada pasien pengguna jamkesmas, dengan alasan yang tak berarti. Laboratorium RSUD Gunungsitoli meminta uang sebesar tiga ratus empat puluh tiga ribu rupiah untuk pemeriksaan darah dua orang yang dibutuhkan oleh pasien. Padahal pada manlak sudah benar-benar dikatakan bahwa pasien pengguna jamkesmas ditanggung oleh pemerintah, termasuk pelayanan darah melaui RSU setempat.
Anehnya, jika RSUD Gunungsitoli tidak terindikasi pungli (pungutan liar) mereka tidak mengembalikan uang tersebut kepada yang bersangkutan. Kita dapat berpikir bahwa RSUD Gunungstoli setelah ketahuan kebobrokannya, maka baru berpura pura baik.

Selasa, 29 September 2009

Laporan Tambahan Penyalahgunaan Anggaran Jamkesmas di RSU Gunungsitoli

DEWAN KESEHATAN RAKYAT (DKR)
KABUPATEN NIAS
Jl. Tirta No. 35 KBN Gunungsitoli – Nias
CP : +6281361987483 (Onlyhu); +6281264116796 (Marlius), email : dkr_nias@yahoo.com


Nomor : 38/ EX-DKR/IX/2009
Lamp. : 1 berkas
Hal : Laporan Tambahan Penyalahgunaan Anggaran
Jamkesmas di RSU Gunungsitoli

Yth. : Bapak Kapolres Nias
Di
Tempat

Dengan Hormat,
Kiranya Bapak dalam keadaan sehat dan atas lindungan Tuhan Yang MahaEsa dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari.
1. Dari Laporan DKR Kabupaten Nias tanggal 18 Agustus 2009 dengan Nomor Surat 31/EX-DKR/VIII/2009/ Perihal Laporan Penyalahgunaan Anggaran Jamkesmas di RSU Gunungsitoli dengan ini pihak RSUD Gunungsitoli Nias menyurati pihak POLRES Nias sebagai jawaban dari laporan DKR kabupaten Nias tanggal 24 Agustus 2009, nomor surat 441.6/4635/Med perihal Jawaban atas Laporan Penyalahgunaan Anggaran Jamkesmas di RSUD Gunungsitoli. Dari jawaban RSUD Gunungsitoli Nias sebagai berikut pada poin 3 telah disimpulkan sebagai berikut : 3.a. Dana Jamkesmas untuk pelayanan Jamkesmas 2009 belum dapat digunakan karena pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis dari Depkes RI belum diterima oleh RSUD Gunungsitoli. Dan 3.b. Pembayaran biaya Obat/BHP dari dana APBD hanya cukup untuk keperluan Januari s/d Juli 2009.
2. Dari jawaban tersebut DKR kabupaten Nias menyatakan bahwa itu hanya sebagai teori pembelaan diri, yang sebenarnya pihak RSUD Gunungsitoli telah melakukan pembohongan publik untuk transparansi dalam penggunaan dana Jamkesmas. Perlu dikaji surat RSUD Gunungsitoli Nias poin 3.a. tersebut, dari poin ini berarti pihak RSUD Gunungsitoli yang sebenarnya tidak dapat melayani dan menjalankan program Jamkesmas 100 %, akan tetapi kenyataannya berbeda pihak RSUD Gunungsitoli Nias melaksanakan program Jamkesmas, yang anehnya mengapa RSUD Gunungsitoli Nias ketika melaksanakan program tersebut pelayanannya kepada pasien jamkesmas hanya setengah-setengah. Dimana yang dibiayai oleh RSUD Gunungsitoli hanya biaya akomodasi nginap, biaya infus sementara biaya obat-obatan melalui resep dokter ditanggung oleh pasien itu sendiri. Yang menjadi pertanyaan dari mana pihak RSUD Gunungsitoli Nias mengadopsi aturan tersebut. Padahal Menkes RI telah mengeluarkan surat nomor 028/Menkes/I/2009, perihal Surat Edaran Penyelenggaraan Jamkesmas 2009 tanggal 12 Januari 2009. Selain itu juga, Petunjuk Pelaksanaan (manlak) Jamkesmas 2008 masih dipergunakan dengan adanya surat edaran Menkes RI tersebut. Pada manlak tersebut jelas-jelas mengatakan bahwa pasien pengguna jamkesmas ditanggung dan tidak dibenarkan dimintai biaya dengan alasan apapun (Bab IV diktum A psl 7 poin b dan c, serta Bab V diktum A psl 4).
3. Hasil investigasi DKR kabupaten Nias tanggal 23-24 September 2009 di RSUD Gunungsitoli ternyata pihak RSUD Gunungsitoli masih membebani dan mempersulit pasien pengguna Jamkesmas, terbukti dengan beberapa pasien yang bernama Faozaro Laoli, Aperlina Ndruru, Singamböwö Halawa. Kepada pasien Faozaro Laoli dan Aperlina Ndruru oleh pihak RSUD Gunungsitoli membebani biaya obat-obatan melalui resep dokter, ketika pasien yang bernama Faozaro Laoli meminta kuintansi pembelian obat disalah satu apotik, oleh apotik tersebut tidak mau mengeluarkannya.
Kepada Singamböwö Halawa karena membutuhkan darah, ia menyediakan pendonor, oleh pihak RSUD Gunungsitoli memintai kepadanya biaya sebesar tiga ratus empat puluh tiga ribu rupiah (Rp. 343.000) hanya dengan memeriksa darah kepada dua orang pendonor (Rosnidar dan Arlianus Halawa). Pada manlak Jamkesmas 2008 Bab IV diktum C psl 8. Kuintansi yang dikeluarkan bukan kuintansi resmi dari RSUD Gunungsitoli serta stempel buatan laboratorium, sehingga saat konfirmasi dengan Kepala Tata Usaha RSUD Gunungsitoli, ia minta pertanggungjawaban pihak laboratorium RSUD Gunungsitoli.
4. DKR kabupaten Nias sangat menyesali tindakan RSUD Gunungsitoli, untuk itu DKR sangat mengharapkan kepada Pemerintah lebih khusus kepada Pemerintah Daerah agar sesegera mungkin mengganti Direktur RSUD Gunungsitoli karena tidak mampu memanagemen dan mengontrol bawahannya, memproses oknum-oknum yang telah merampas hak masyarakat miskin di RSUD Gunungsitoli dan agar pihak RSUD Gunungsitoli mengembalikan kerugian pasien yang telah dirampas haknya.

Demikianlah isi surat kami ini, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami hanturkan terimakasih.


Gunungsitoli, 25 September 2009
Pengurus Kabupaten Nias
Dewan Kesehatan Rakyat
(DKR-Nias)




Onlyhu Ndraha Marlius Telaumbanua
Ketua Sekretaris

Tembusan:
1. Departemen Kesehatan RI
2. Dinas Kesehatan Pempropsu
3. Bupati Nias
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Nias
5. RSU Gunungsitoli
6. DKR SUMUT
7. Arsip.

Selasa, 15 September 2009

AKHIRNYA DIA DATNG JUGA

Sudah sekian lama aku memendam rasa ini.....
Sudah sekian lama aku tak membuka lembaran ini....

hingga mata ini terlalu buta melihat alam,....
hingga mata ini terlalu hijau melihat alam,
hingga aku tak dapat membedakan arti sebuah kata "C"

disaat tak kubayangkan, tak kuimpikan engakau datang menghapiriku....

yang semula aku hanya mengira semuanya ini sandiwara......

ternyata engakau memberiku sebuah pengharapan yang abadi.....

yang kini aku tlah terbuai dalam alunan langkahmu......

akankah semua ini berakhir dengan indah?????

andai ini hanya berupa sebuah dermaga......
namun kuharapkan aku jangan kau jadikan seperti pipi.......

Karena engkau dekat dalam jiwaku.....
aku dapat meraih apa yang tlah lama aku tunggu......

Apa yang tlah kau utarakan aku anggap semua ini kenangan tak tak dapat
aku lupakan......


Terimakasih.....

Selasa, 08 September 2009

RUMAH BANTUAN AMDA DITIMPA POHON

Botohenga, Deli Pos

Sebuah rumah hibah dari Association Medical Doctor Asian (AMDA) Jepang berukuran 5 x 7 meter milik Ahmad Sidi Lase alias Ama Dewi (49), pada hari Rabu tanggal 05 Agustus 2009 sekitar pkl. 14.00 WIB dengan tiba-tiba tertimpa oleh pohon besar akibat dari tiupan angin. Akibatnya rumah tersebut semuanya hancur dan diperkirakan kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Rumah yang ditimpa pohon besar tersebut, beralamat di Jl. Onolimbu desa Botohaenga, Kec. Bawalato, Kabupaten Nias.
Dari keterangan yang dihimpun oleh wartawan Deli Pos, (08/09/09) pemilik rumah Ama Dewi menjelaskan kejadian tersebut. Sepulangnya dari bekerja, karena merasa lelah dan sudah terkuras tenaga untuk mencari nafkah. Dengan penuh kasih sayang ia meminta kepada sang istri untuk menyuguhi makanan siang. Sembari sang istri mempersiapkan makanan, tiba-tiba mereka mendengar bunyi, yang akhirnya sang istri mengetahui bahwa pohon yang tingginya 15 meter dengan jarak antara rumahnya kira-kira 10 meter tumbang dan menimpa rumah mereka. Melihat kejadian tersebut, Ama Dewi dengan suara nyaring dan keras berteriak kepada sang istri dan anaknya segera keluar meninggalkan rumah. Ama Dewi mengatakan jikalau bukan kuasa Sang Illahi, mereka bertiga sudah tertimpa dengan pohon tersebut. Sebab, baru saja mereka melewati teras, rumah tersebut terbagi menjadi puing-puing.
Ama Dewi menambahkan, rumah yang dihibahkan oleh AMDA itu, sekitar 2 tahun sudah mereka tempati. Tiba-tiba musibah lagi. Bagaikan pepatah mengatakan sudah jatuh, tertimpa tangga lagi. Diperkirakannya kerugian mereka sekitar 40 juta. Dan yang dapat mereka selamatkan setelah kejadian kondusif hanya sebagian pakaian. Katanya kejadian ini saat itu juga langsung dipaorkan kepada pemerintahan desa Botohaenga. Katanya untung ada famili sehingga mereka dapat tingla untuk sementara. Ianya hanya dapat berharap kiranya semua pihak dapat meringankan penderitaan mereka. Ia mengakhiri pembicaraannya sambil mengeluarkan air mata.
Kepada Desa Botohaenga Taslin Lase (42) kepada wartawan Deli Pos mengatakan, membernarkan bahwa kejadian tersebut telah dilaporkan pihak korban sore itu juga dan langsung pihaknya mendatangi lokasi tersebut. Dari pengamatannya (05/08) pohon tersebut telah menimpa pohon besar dan rumah tersebut rata dengan tanah. Diperkirankan kades Botohaenga kerugian yang dialami oleh Ama Dewi tersebut mencapai pululan juta rupiah. Ditambahkannya setelah kejadian ini dilaporkan kepadanya, pihaknya telah menyurati pihak Camat Bawalato agar membantunya. Sebab Ama Dewi merupakan keluarga kurang mampu. Kades Botohaenga sangat mengharapkan belas kasih semua orang untuk meringankan musibah yang dialami oleh warga desanda tersebut. Tegasnya mengakhiri. (ON)

WANITA MISTERIUS

Sohoya, Deli Pos

Jika orang sering melihat wanita pria (waria) tidak lagi mengherankan karena mereka ada yang sengaja agar mereka menjadi waria. Akan tetapi beda halnya dengan ini, temuan Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) kabupaten Nias di desa Sohoya, Kecamatan Bawalato, Kabupaten Nias seorang anak gadis yang berusia 13 tahun tiba-tiba seluruh alat kewanitaannya berubah menjadi alat vital laki-laki.
Karena rasa penasaran, wartawan Deli Pos, menjumpai Sekretaris desa Sohoya (Hejisökhi Buulölö) yang juga termasuk famili anak tersebut (08/08/09). Kepada wartawan Deli Pos mengatakan awal tahun 2009 ini desa Sohoya heboh dan terkejut atas kejadian bahwa seorang anak perempuan berubah menjadi laki-laki dan bahkan setelah menjadi laki-laki, ia bagaikan laki-laki normal. Terbukti jika dirinya melihat wanita ia ganggu. Ia menambahkan pertengahan tahun 2006 lalu, anak yang bernama OH (13) tiba-tiba sakit, yang dialaminya bagaikan ketakutan lingkungan. Hejisökhi katanya orang tua anak itu sempat minta tolong kepada saya agar memberikan obat tradisional, sebab perkiraan mereka yang diguna-gunai. Akan tetapi, lama-kelamaan anak ini berubah. Karena rasa penasaran mereka apakah anak ini telah berubah alat vitalnya, maka ketika anak itu menanggalkan pakaiannya mereka menyuruh salah seorang famili untuk mengintip. Ternyata yang dilihatnya alat vital laki-laki dan kedua payudaranya tidak ada lagi.
Ditanyakan wartawan kepada Sekdes, apakah kejadian ini telah dilaporkan. Ia menjawab belum karena pihak keluarga merasa ketakutan. Baru setelah datang wartawan Deli Pos memintai keterangan agar kejadian ini dapat didengar oleh masyarkat yang lain, akhirnya mereka menyetujuinya.
Ketika wartawan Deli Pos, menjumpai pihak keluarga F. Hia (56) (ayah dari anak tersebut) (09/08/09) kepada wartawan Deli Pos mengatakan bahwa anaknya yang bernama OH (15), benar apa yang dikatakan oleh masyarakat anak saya tersebut telah berubah menjadi laki-laki. F. Hia menuturkan kronologis kejadian tersebut, bermula sejak ia berumur 13 tahun kira-kira pertengahan Juli 2006 tiba-tiba OH sakit bagaikan kebingungan dan takut akan sekitarnya, dan jantungnya kesakitan. Lama-kelamaan tanda-tanda kewanitaannya berubah, mulai dari kelembutannya, payudaranya, bahkan alat kewanitaannyapun berubah. Yang muncul alat kelamin laki-laki.
Ayahnya menuturkan, kejadian aneh ini sebenarnya sudah lebih setahun mereka tutup-tutupi karena keluarga merasa tidak menerima kejadian ini. Akan tetapi terungkapnya ditengah-tengah masyarakat karena anaknya yang telah berubah menjadi laki-laki ini normal seperti laki-laki yang lain. Bahkan jika melihat wanita, ia sering mengganggu dan mengajak berhubungan intim. Ditambahkan ayahnya, ibu anak ini dan familinya sudah menyaksikan langsung bahwa alat vital kewanitaannya tidak ada melainkan yang muncul adalah alat vital laki-laki. Karena pihak keluarga tidak menerima bahkan menganggap kejadian ini adalah gaib, sehingga anak tersebut diboyong keseberang disalah satu perkebunan pada tanggal 15 Juli 2009 yang lalu. Ayahnya hanya dapat berharap kepada semua pihak kiranya memberikan solusi yang terbaik atas kejadian aneh yang menimpa keluarganya. Sambil mengakhiri dengan mengeluarkan air mata.
Dari hasil investigasi Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) kabupaten Nias mengenai kejadian aneh ini, telah menyurati pihak Kepala Dinas Kabupaten Nias dengan Nomor surat 29/EX-DKR/VIII/2009 perihal meminta agar mencari solusi terbaik. Dan memberikan tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi Sumater Utara dan DKR SUMUT. (ON)

Minggu, 06 September 2009

Pahlawan Kebersihan Dua Bulan Upah Belum Dibayar

DUA BULAN UPAH TENAGA KERJA KEBERSIHAN KOTA GUNUNGSITOLI BELUM DIYARKAN

Gunungsitoli, DKR

Puluhan tenaga kerja kebersihan kota Gunungsitoli Nias (04/09/09) yang ditemani oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) kabupaten Nias bersama dengan Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kabupaten Nias mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Nias, karena pihak dinas Tata Ruang Kota dan Pemukiman (TARUKKIM) belum membayarkan upah mereka selama dua bulan.
Seperti dituturkan oleh Hasan Saiful Lase (selaku sopir truk kebersihan) didepan komisi D DPRD kabupaten Nias, bahwa mereka mendatangi kantor DPRD ini karena semenjak mereka ditangani oleh dinas TARUKKIM mulai dari bulan Februari 2009 hingga sekarang sering terjadi keterlambatan dalam pembayaran upah mereka. Dan bahkan jika mereka meminta upahnya pihak TARUKKIM sering mengancam dengan mengatakan jika kalian tidak sabar silahkan mengundurkan diri. Upah mereka tiap bulannya adalah sopir truk Rp. 1,2 jt/bln sedangkan kernek Rp. 800 ribu/bln.
Ditambahkannya upah yang belum dibayarkan mulai dari bulan Juli – Agustus 2009, ketika mereka menanyakan hal itu pihak TARUKKIM mengatakan APBD kabupaten Nias belum disahkan. Selain itu juga yang mereka herankan mulai dari bulan Februari 2009 sampai sekarang ada 11 unit truk pengangkut sampah oleh sopirnya setiap hari menandatangani kuintansi pemakaian minyak solar sebanyak 20 liter/hari tiap truk, namun realitanya ketika sampai di SPBU Hutagalung di Jl. Diponegoro km 5 Miga diisi oleh pihak TARUKKIM hanya 10 liter/truk. Dipertanyakannya yang sepuluh liter tersebut dikemanakan.
Hal senada disampaikan oleh Walman Komol yang sudah bekerja sebagai tenaga kebersihan kota Gununungsitoli Sejas tahun 1997 mengatakan bahwa kalau sebelum tahun 2006 mereka yang bekerja sebagai pengakut sampah sebanyak 55 orang dan tukang sapu sebanyak 35 orang mendapatkan biaya kesehatan sebanyak Rp. 30.000/bulan namun sejak tahun 2006 hingga sekarang tidak lagi diperhatikan oleh pihak dinas kebersihan mengenai kesehatan mereka. Bahkan baru saja terjadi salah seorang teman mereka yang sakit dan mereka telah melaporkan kepada pihak TARUKKIM namun tidak direspon dengan berbagai alasan yang begitu rumit. Anehnya lagi semenjak dinas TARUKKIM menangani kebersihan kota oli yang dipergunakan untuk truk adalah oli drum, jika sebelumnya adalah oli yang bermerek mesran. Akibat dari pemakaian oli drum mobil yang mereka bawa sering rusak. Dan ini sudah sering mereka pertanyakan kepada pihak TARUKKIM namun tidak ada respon.
Mereka mengatakan kami ini sebenarnya Pahlawan kebersihan yang tidak pernah mengalah dan mengenal hujan dan terik matahari. Jika kami berhasil membuat kota Gunungsitoli ini indah, kami hanya dapat tersenyum. Namun yang namanya harum adalah pemerintah dan yang merasakan semuanya adalah masyarakat. Akan tetapi begitu tega dan ibanya pihak TARUKKIM memperlakukan kami seperti itu. Tanpa kami seluruh masyarakat Gunungsitoli pasti bermasalah dengan sampah.
Dijelaskan SZ selaku sekretaris TARUKKIM di depan tenaga kerja dan DPRD kabupaten Nias. Ia mengatakan bahwa keterlambatan upah mereka berhubung karena APBD kabupaten Nias baru disahkan 7 Juli 2009 kemarin. Sehingga sangat banyak kelengkapan dan admisnistrasi yang perlu dipersiapkan. Pihak TARUKKIM berjanji upah yang belum dibayarkan selama 2 bulan (Juli-Agustus 2009) akan dibayarkan paling lama tanggal 11 September 2009.
Ianya mengatakan, mengenai minyak solar memang setiap hari supir yang 11 orang menandatangani kuintansi pendistribusian minyak sebanyak 20 ltr/hr/truk. Akan tetapi, dengan catatan mereka harus dua kali trip. Untuk menghindari pemborosan minyak mereka kerjasama dengan pihak SPBU Hutagalung. Namun bila mereka hanya mempergunakan minyak sebanyak 10 ltr/hr maka pihak TARUKKIM sendiri mencoret kuintansi yang 20 ltr/hr dan mereka jadikan 10 ltr.
SZ mengatakan mengenai biaya kesehatan mereka pihak TARUKKIM tidak membagikan kepada mereka berupa uang. Akan tetapi jika diantara mereka ada yang sakit harus dimintai biaya dan resep dari RSU/PUSKESMAS dimana mereka berobat baru kemudian pihak TARUKKIM membayarkan kepada mereka. Jikalau ada anggaran kesehatan itu tersisa maka dikembalikan di kas daerah. Katanya mengenai pemakaian oli drum dirinya kurang memahami hal tersebut, namun sangat disayangkannya mengapa dipertemuan ini baru mereka mengutarakan menganai pemakaian oli drum ini. (On)

Penyalahgunaak Anggaran Jamkesmas

RSU GUNUNGSITOLI DIINDIKASIKAN MENYALAHGUNAKAN DANA JAMKESMAS

Gunungsitoli, DKR

Seorang pasien pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (jamkesmas) yang telah dirujuk oleh PUSKESMAS Idanogawo ke Rumah Sakit Umum (RSU) Gunungsitoli Nias (14/08/09), sangat kecewa atas pelayanan yang dilakukan oleh pihak RSU Gunungsitoli Nias. Kekecewaannya itu karena pihak RSU Gunungsitoli membebankan kepada pasien tersebut pembelian obat-obatan. Pasien yang bernama alias FN merasa heran, sebab pemerintah telah menginstruksikan bahwa siapa saja masyarakat pengguna jamkesmas tidak dibebankan untuk pembelian obat-obatan, karena pemerintah telah mengkucurkan dana untuk bantuan kesehatan masyarakat miskin.
Dituturkan Ketua DKR Onlyhu Ndraha yang didampingi sekretaris Marlius Telaumbanua kepada wartawan Deli Pos mengatakan, kekecewaan pasien tersebut telah disampaikannya kepada pihak Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kabupaen Nias (18/08/09) dan langsung sesaat kemudian DKR Kabupaten Nias menemani pasien yang bernama FN untuk meminta pertanggungjawaban pihak RSU Gunungsitoli. Saat hendak DKR kabupaten Nias menjumpai Direktur RSU Gunungsitoli di ruang kerjanya (18/08/09) ternyata tidak jumpa, dari informasi yang didapat dari salah seorang stafnya mengatakan bahwa direktur lagi tugas di luar daerah. Akhirnya yang dapat dijumpai Kepala Tata Usaha (KTU) RSU Gunungsitoli (pengganti sementara direktur).
Ditambahkan ketua DKR kabupaten Nias, ketika dipertanyakan kepada KTU RSU Gunungsitoli alasan apa sehingga pihak RSU Gunungsitoli membebankan kepada pihak pasien pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (jamkesmas) untuk membeli obat-obatan. KTU RSU Gunungsitoli menjawab bahwa obat yang dibebankan kepada pihak pasien pengguna jamkesmas tersebut tidak tersedia diapotik dan diformularium. Sehingga resep dari dokter dibebankan kepada pihak pasien. Lebih jauh DKR menanyakan bukankah pemerintah sduah menanggulangi semua biaya tersebut. Pada Pedoman Pelaksanaan jamkesmas 2008 bab IV Tatalaksana Pelayanan Kesehatan, pasal tujuh pion b untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai di rumah sakit, Instalasi Farmasi/Apotik RSU bertanggungjawab menyediakan semua obat dan bahan habis pakai untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang diperlukan. Agar terjadi efisiensi pelayanan obat dilakukan dengan mengacu Formularium obat pelayanan kesehatan program ini. Dan poin c apabila terjadi kekurangan atau ketiadaan obat sebagaimana butir b diatas maka Rumah Sakit berkewajiban memenuhi obat tersebut melalui koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Artinya bahwa andai kata ada resep dari dokter yang menangani pasien pengguna jamkesmas, resep dari dokter itu tidak terdapat di Formularium tidak dibebankan kepada pasien melainkan pihak RSU Gunungsitoli yang berusaha mencarikannya. Akhirnya dijawab KTU RSU gunungsitoli seakan melepaskan diri dengan mengatakan kepada DKR kalau begitu yang lebih menjelaskan sebenarnya pihak direktur. Saya disini hanya sebagai anggota walaupun sudah dilimpahkan sementara kepada saya untuk memanagemen RSU ini. Mudah-mudahan direktur cepat kembali dari luar daerah.
Ketika dijumpai kepala dinas kesehatan kabupaten Nias melalui tim pengelola jamkesmas dinas kabupaten AZ (19/08/09) di ruang kerjanya mengatakan bahwa untuk managemen RSU Gunungsitoli tidak ada kaitannya dengan dinas kesehatan. Di RSU ada tim pengelola sendiri yang menangani jamkesmas dan laporannya tidak diberikan kepada dinas kesehatn walau sudah beberapa kali diminta melainkan langsung kepada pemerintah kabupaten. Tegasnya mengatakan.
Ditanyakan wartawan Deli Pos, apa tindakan yang dilakukan DKR kabupaten Nias mengenai indikasi penyalahgunaan dana jamkesmas di RSU Gunungsitoli. DKR menjelaskan bahwa telah melaporkan kepada pihak POLRES Nias berupa surat pengaduan dan dilampirkan bukti fotokopi kartu jamkesmas, resep dokter dan kuintansi pembelian obat-obatan. Dengan nomor surat 31/EX-DKR/VIII/2009, hal laporan penyalahgunaan anggaran jamkesmas di RSU Gunungsitoli. Harapan DKR kiranya pihak POLRES Nias dapat bekerjasama dengan baik dalam mengusut tuntas kasus ini. Dan kepada seluruh masyarakat Nias pengguna jamkesmas jika masih diterlantarkan di RSU atau di PUSKESMAS silahkan menghubungi DKR Kabupaten Nias. Katanya mengakhiri.
(Onlyhu Ndraha)

Jumat, 07 Agustus 2009

Sejarah Penyakit Chikungunya

WABAH CHIKUNGUNYA
YANG SEDANG MELANDA NIAS




Oleh : Onlyhu Ndraha
Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kab. Nias
Dan Wartawan Deli Pos




Pertengahan tahun ini, pulau Nias dikagetkan dengan sejenis penyakit baru. Menurut masyarakat jenis penyakit ini merupakan wabah dan sangat panik untuk mengantisipasinya. Gejala yang dialami oleh masyarakat seperti demam , sakit persendian, nyeri otot, bercak kemerahan pada kulit, kejang dan penurunan kesadaran, manifestasi perdarahan dan adanya gejala-gejala lain. Wabah ini hampir seluruh desa di pulai Nias mengalaminya.
Wabah yang sedang terjadi di pulau Nias sebenarnya bukan merupakan penyakit yang baru ada melainkan sudah terjadi sekitar tahun 1779 di Batavia dan Kairo, 1823 di Zanzíbar, 1824 di India, 1901 di Hongkong, Burma dan Madras serta 1923 di Calcuta. Penyakit ini ditularkan oleh virus Chikungunya. Virus Chikungunya adalah Arthopod Borne yang ditransmisikan oleh beberapa spesies nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Dari hasil uji Hemaglutinasi Inhibisi dan uji Komplemen Fiksasi, virus ini termasuk Genus Alphavirus (“grup A” Arthopod-borne viruses) dan famili dari Togaviridae. Sedangkan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh (“group B” Arthopod-borne virases atau flash virus). Dan dari tahun 2000-2007 di Indonesia terjadi kejadian luar biasa Chikungunya pada hampir semua propinsi dengan 18.169 kasus tanpa kematian. Penyebab penyakit Chikungunya biasanya terjadi pada daerah endemis Demam Berdarah Dengue. Banyaknya tempat perindukan nyamuk sering berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit Chikungunya.
Ada tiga faktor yang memegang peranan dalam penularan penyakit Chikungunya, yaitu manusia, virus dan vaktor perantara. Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui digitan nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari estela demam timbul. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat digitan berikutnya. Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrisic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit.
Dari gejala yang ditimbulkan penyakit Chikungunya seperti :
Demam
Pada fase akut selama 2-3 hari selanjutnya dilanjutkan dengan penurunan suhu tubuh selama 1-2 hari kemudian naik lagi membentuk kurva “sadle back fever” (Bafasik). Bisa disertai menggigil dan muka kemerahan (flushed face). Pada beberapa penderita mengeluh nyeri dibelakang bola mata dan bisa terlihat mata kemerahan (conjunctival injection).
Sakit Persendian
Nyeri persendian ini sering merupakan keluhan yang pertama muncul sebelum timbul demam. Nyeri sendi dapat ringan (arthralgia) sampai berat menyerupai artritis rheumathoid, terutama di sendi-sendi pergelangan kaki/tangan sering dikeluhkan penderita. Nyeri sendi ini merupakan gejala paling dominan, pada kasus berat terdapat tanda-tanda radang sendi, yaitu kemerahan, kaku, dan bengkak. Sendi yang sering dikeluhkan adalah pergelangan kaki, pergelangan tangan, situ, jari lutut, dan pinggul. Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan berusaha mengurangi dan membatasi gerakan. Arthitis ini dapat bertahan selama beberapa minggu, bulan bahkan ada yang sampai bertahan beberapa tahun sehingga dapat menyerupai Rheumatoid Arthritis.
Bercak Kemerahan (Rash) pada Kulit
Kemerahan di kulit bisa terjadi pada seluruh tubuh berbentuk makulo-papular (viral rash), sentrifugal (mengarah ke bagian anggita gerak, telapak tangan dan telapak kaki). Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering muncul pada hari 4-5 demam. Lokasi kemerahan di daerah muka, badan, tangan dan kaki.
Kejang dan Penurunan Kesadaran
Kejang biasanya pada anak karena demam yang terlalu tinggi, jadi kemungkinan bukan secara langsung oleh penyakitnya. Kadang-kadang kejang disertai penurunan kesadaran. Pemeriksaan cairan spinal (cerebro Spinal) tidak ditemukan kelainan biokimia atau jumlah sel.
Manifestasi Perdarahan
Tidak ditemukan perdarahan pada saat awal perjalanan penyakit walaupun pernah dilaporkan di India terjadi perdarahan gusi pada 5 anak dari 70 anak yang diobservasi. Dan gejala lain yang mungkin terjadi adalah kolaps pembuluh darah kapiler dan pembesaran kelenjar getah bening.
Dari hasil diskusi dengan salah satu dokter yang bertugas di PUSKESMAS Gunungsitoli Fodo (Fajar Calvin Harefa) dengan ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) kabupaten Nias (Onlyhu Ndraha) (07/08/09) ia mengatakan bahwa wabah ini sebenarnya sudah lama terjadi di Indonesia dan di Nias sendiri sudah pernah terjadi sebelumnya. Cara penanggulangan masyarakat sangat diharapkan kebrsihan lingkungan. Karena faktor kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan sebesar 60%. Selain dari pada itu kiranya memakai kelambu setiap tidur, memasak air sampai mendidih, membuang tempat yang mengandung sarang nyamuk dan segera konsultasikan kepada Puskesmas terdekat.

Lomba PRB

LOMBA PENGURANGAN RESIKO BENCANA
TINGKAT SD

Gunungsitoli, Deli Pos

Dari hasil penelitian para ahli mengatakan bahwa 83 % luas negara Indonesia rawan bencana. Terbukti dengan beberapa tahun terakhir ini berbagai daerah di Indonesia di landa bencana. Lebih khususnya lagi yang terjadi di pulau Nias pada tanggal 28 Maret 2005. Banyak lembaga non pemerintah (LSM) baik internasional maupun lokal banyak memfokuskan program kerjanya untuk Pengurangan Resiko Bencana (PRB). Seperti halnya Non Goverment Organication (NGO) CWS Indonesia yang memberdayakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal Yayasan TOMOSA – AMIN dalam meningkatkan kapasitas Sekolah Dasar (SD), untuk mengurangi resiko bencana di masa yang akan datang.
Pada Lomba PRB tingkat SD yang diselenggarakan di SD 074040 Madula, Jl. Desa Madula Kec. Gunungsitoli Selatan Kotamadia Gunungsitoli (04/08/09) yang diikuti oleh 7 SD dampingan TOMOSA – AMIN (SDN Simanaere Bawödesölö, SDN Dahana Bawödesölö, SDN Madula, SDN Lölömboli, SDN Tabaloho Dahana, SDN Dahana Tabaloho dan SDN Tetehösi Afia) oleh Sela (staff TOMOSA-AMIN) saat berbincang-bincang dengan wartawan Deli Pos, Ianya mengatakan jenis lomba yang akan dilombakan antara lain adalah mengarang puisi yang berkaitan dengan PRB, menggambar, mengarang cerita dan bahkan ada juga lomba tingkat guru SD yaitu penyuluhan PRB dan kegiatan ini terselenggara dari kerjasama antara Dinas Pendidikan Kabupaten Nias, CWS Indonesia Dan TOMOSA-AMIN.
Novri (staff CWS yang menangani bidang bencana) menjelaskan kepada wartawan Deli Pos alasan mengapa tingkat SD lebih diberikan pemahaman mengenai PRB karena dari hasil pengalaman mereka ia katakan korban yang paling banyak adalah anak-anak sebab mereka masih awam untuk menyelamatkan diri. Teknik memberikan pendidikan PRB selain diberikan pemahaman kepada siswa juga kepada guru-guru dibekali, sebab gurulah yang sangat berperan dalam dunia pendidikan SD dengan membentuk Kelompok Siaga Bencana Basis Sekolah (KSBS) yang beranggotakan 10 orang yang kemudian didampingi oleh CWS dan TOMOSA – AMIN untuk diteruskan kepada seluruh siswa dan guru. Novri lebih jauh menjelaskan tujuan diadakannya lomba agar meningkatkan pemahaman siswa dan guru mengenai PRB dan untuk mendorong dinas terkait mencantumkan materi bencana ini di dalam kurikulum sekolah. Ianya senada berharap pihak stakecholder senantiasa menyetujui kurikulum PRB di masing-masing sekolah.
Kegiatan Lomba PRB dihadiri oleh Dinas pendidikan Imanuel Hura (Sekretaris) dan kabag penanganan bencana Saklak kabupaten Nias T. Laoli. Pada kata arahan yang disampaikan oleh T. Laoli mengatakan baiknya kita berterima kasih dan mendorong lembaga yang berupaya terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Mari kita mencontoh seperti kota Padang di sana telah terbentuk BPBD sementara di Nias yang sudah di landa bencana masih Belem terbentuk. Harapannya kepada pihak penyelenggara kegiatan lomba PRB kiranya tidak bosan dan dapat memberikan ilmu yang sangat berharga kepada siswa untuk kesiapsiagaan PRB.
Kepala Dinas Pendidikan melalui Sekretaris Dinas Pendidikan Imanuel Hura sangat senang dan berterima kasih kepada CWS dan TOMOSA-AMIN telah memberikan pemahaman kepada siswa dan guru mengenai PRB. Dimana kegiatan yang dilakukan oleh CWS dan TOMOSA- AMIN sangat membentu pemerintah untuk PRB di kabupaten Nias. Saat wartawan Deli Pos menanyakan kepada Imanuel Hura mengenai tanggapan Dinas Pendidikan pada lomba PRB ini ianya mengatakan bahwa ini sangat penting karena merupakan bagian dari misi kemanusian dan dari pihak dinas pendidikan sangat mendukung sebab kegiatannya berbasis SD, ianya sangat berharap kiranya guru sangat berperan dalam mensosialisasikan kepada seluruh siswa dan kiranya kegiatan ini terus berlanjut sampai di seluruh pulau Nias. Lebih jauh ditanyakan mengenai harapan beberapa NGO agar PRB dicantumkan menjadi kurikulum si sekolah, katanya pihak Dinas Pendidikan sangat mendukung hanya saja masih perlu pengkajian lebih lagi dan merencanakan lebih baik agar nantinya benar-benar berkesinambungan. Dan ini sebenarnya merupakan tugas kita bersama semuanya. Ditambahkannya, lomba yang diadakan oleh CWS dan TOMOSA ini sangat baik dan efektif karena mengingatkan siswa dan guru lebih tanggap menghadapi bencana. Tegasnya.
Putri Harefa (11) kelas V SDN Tetehösi dan Trililin Natalia Zendatö (11) kelas V SDN 074044 Dahana Bawödesölö sangat senang mengikuti lomba ini karena selain mengikuti lomba juga mengingatkan mereka bagaimana cara menyelamatkan diri di saat terjadi bencana. Mereka mengambil contoh cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana harus berlindung di bawah meja atau cepat lari keluar dan mencari tempat yang aman. Mereka seakan mengingat kembalui apa yang telah disosialisasikan oleh CWS dan TOMOSA- AMIN.

Rabu, 05 Agustus 2009

Nias Dilanda Wabah Penyakit Cikungunya

pada bulan ini Juli 2009 - Agustus 2009 di Nias masih dilanda wabah penyakit Cikungunya. penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan dapat menular.
gejala penyakit ini antara lain : demam, menggigil, otot ngilu, kulit berbintik merah dan tidak dapat berjalan (lumpuh) akibat sendi ngilu.

diharapkan kepada seluruh masyarakat Nias jika megalami hal demikian agar sesegera berobat ke puskesmas terdekat.

Ketua Dewan Kesehatan Rakyat Kabupaten Nias
Onlyhu Ndraha

Selasa, 14 Juli 2009

MUKERNAS I DKR

MUSYAWARAH KERJA NASIONAL 1 DEWAN KESEHATAN RAKYAT
PADEPOKAN PONDOK GEDE TMII, JAKARTA 1 JULI 2009


Pada MUKERNAS I DKR ini dihadiri seluruh DKR kabupaten se INdonesia....


tidak kalah saing lo, dari Nias juga ada (Onlyhu Ndraha dan Marlius Telaumbanua)

tau ga pada kesempatan itu ketua DKR kab. Nias meminta kepada Menteri Kesehatan agar kasus indikasi malpraktek di RSU Gunungsitoli dapat diperhatikan.

Terima kasih buat abangnda Eric Marbun yang sudah menyediakan eaktunya buat saya untuk keliling Jakarta,

Jakarta memang sangat mahal untuk menghirup udara yang segar...........

Tu ja dulu ya........

tak lupa juga ngucapin terimakasih kepada emua pihak yang telah memberikan dorongan dan motifasi sehingga kami dari Nias dapat menghadiri MUKERNAS I DKR di Jakarta.

Ucapan tersebut terhanturkan kepada :
1. Bapak Wakil Bupati Nias (Temazaro Harefa)
2. Direktur FORNIHA
3. Harun Tambing
4. Nataalui Duha
5. Henri
6. monica
7. Kurniawan Harefa
8. Vinche Waruwu
9. Wawan Daeli
10.Yanuarman Gulo
11.Dan kepada seluruh kawan2 yang lain.


terima kasih.

Sabtu, 04 Juli 2009

Temu Kangen Alumni USU dgn ForMaN USU

Hal yang sangat menyenangkan ketika Forum Mahasiswa Nias Universitas Sumatera Utara (ForMaN - USU) dapat menyelengggarakan pertemuan temu kangen dengan seluruh alumni USU yang ada di Nias.

Gagasan ini berluma ketika kami (Bang Meinan Harefa, Pak Yulianus Harefa, Hubertus Manao (ketua ForMan USU ang. 1, Kalvin Halawa (sekretaris ForMaN USU ang.1 dan Onlyhu Ndraha (Kabid. Pendidikan ForMaN USu ang. 1) bertem di rumah Pak Yul. Harefa pada malam hari. Bang Meiman memberikan saran pada malam itu (Februari 2008) alangkah baiknya jika ForMaN USU dapat melakukan suatu kegiatan temu kangen alumni dengan ForMaN USU. Karena organisasi ForMaN USU masih seumuran jagung pada saat itu, sehingga tidak dapat melaksanakannya melainkan memberikan rokomendasi kepada pengurus baru.

pada akhirnya pengurus baru yang diketuai oleh Meiman Zega (FT 06) mencantmkan sebagai program kerja yang akhirnya kegiatan temu kangen alumni USU asal Nias dengan ForMaN USU elah terlaksana pada tanggal 21 Mei 2009 di Pantai Nusa Lima Fowa.

pada acara tersebut seluruh alumni yang telah hadir sangat menyambut antusias agar di pulau Nias terbentuk wadah alumni USU Nias.

selesainya acara serimonial, ForMaN USU mengadakan diskusi lintas generasi mengenai kerinduan ForMaN agar di Nias terbentuk wadah alumni USU, kegiatan tersebut dipandu oleh Onlyhu Ndraha (FMIPA 04) yang mana yang berbicara pada diskusi lintas generasi Bang Hengky Yusup Fau 72, Aroziduhu gulo 76, Perdamaian Zendato 78, Yniaro Nazara 80, Ofredi Harefa 90, Meiman Harefa 94, dan Vinhe Waruwu 22, yang kemudian disusul oleh alumni yang lain.

kesimpulan disksi tersebut dipandu dengan tiga orang alumni (Aroziduhu Gulo, Perdamaian Zendato dan Yuniaro Nazara) yang akhirnya terjadi kesepakatan bahwa ntuk mengkoordinir terbentuknya wadah alumni USU di Pulau Nias maka terpilihlah bang Meiman Harefa sebagai ketua koordinator tim penggagas pembentkan wadah alumni yang telah lama dirindukan ole ForMaN USU.

Kegiatan tersebut ditanggungjawapin oleh Johni Hura FISIP 07 sebagai ketua paniatia, Vera Lase Pertanian 07 sebagai saekretaris dan Vinche Zebua FKM 07 sebagai bendahara.

Jumat, 19 Juni 2009

Dewan Kesehatan Rakyat (DKR)

Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Nias

Hal yang terbaru dalam hidup mengemban tugas menjadi ketua DKR Cabang Nias.

mungkinkah ini dapat aku jalani?????

semoga dengan hadirnya DKR di Nias dapat membantu masyarakat semuanya tanpa terkecuali.

Rabu, 17 Juni 2009

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia

BAB I
SEJARAH SINGKAT
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA (GMNI)

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, atau disingkat GMNI, lahir sebagai hasil proses peleburan 3 (tiga) organisasi mahasiswa yang berazaskan Marhaenisme Ajaran Bung Karno. Ketiga organisasi itu ialah:
1. GERAKAN MAHASISWA MARHAENIS, berpusat di Jogjakarta
2. GERAKAN MAHASISWA MERDEKA, berpusat di Surabaya
3. GERAKAN MAHASISWA DEMOKRAT INDONESIA, berpusat di Jakarta.
Proses peleburan ketiga organisasi mahasiswa mulai tampak, ketika pada awal bulan September 1953, Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) melakukan pergantian pengurus, yakni dari Dewan Pengurus lama yang dipimpin Drs. Sjarief kepada Dewan Pengurus baru yang diketuai oleh S.M. Hadiprabowo.
Dalam satu rapat pengurus GMDI yang diselenggarakan di Gedung Proklamasi, Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tercetus keinginan untuk mempersatukan ketiga organisasi yang seazas itu dalam satu wadah. Keinginan ini kemudian disampaikan kepada pimpinan kedua organisasi yang lain, dan ternyata mendapat sambutan positip.
Setelah melalui serangkaian pertemuan penjajagan, maka pada Rapat Bersama antar ketiga Pimpinan Organisasi Mahasiswa tadi, yang diselenggarakan di rumah dinas Walikota Jakarta Raya (Soediro), di Jalan Taman Suropati, akhirnya dicapai sejumlah kesepakatan antara lain:
1. Setuju untuk melakukan fusi
2. Wadah bersama hasil peleburan tiga organisasi bernama "Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia " (GMNI).
3. Azas organisasi adalah: MARHAENISME ajaran Bung Karno.
4. Sepakat mengadakan Kongres I GMNI di Surabaya, dalam jangka waktu enam bulan setelah pertemuan ini.
Para pimpinan tiga organisasi yang hadir dalam pertemuan ini antara lain:
1. Dari Gerakan Mahasiswa Merdeka:
- SLAMET DJAJAWIDJAJA
- SLAMET RAHARDJO
- HERUMAN
2. Dari Gerakan Mahasiswa Marhaenis:
- WAHYU WIDODO
- SUBAGIO MASRUKIN
- SRI SUMANTRI MARTOSUWIGNYO
3. Dari Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia:
- S.M. HADIPRABOWO
- DJAWADI HADIPRADOKO
- SULOMO
PENTING: Baca Pidato SM. Hadiprabowo di Kongres V Salatiga 1969
Hasil kesepakatan tersebut akhirnya terwujud.
Dengan direstui Presiden Sukarno, pada tanggal 22 Maret 1954, dilangsungkan KONGRES I GMNI di Surabaya. Momentum ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi GMNI (Dies Natalis) yang diperingati hingga sekarang. Adapun yang menjadi materi pokok dalam Kongres I ini, selain membahas hasil-hasil kesepakatan antar tiga pimpinan organisasi yang ber-fusi, juga untuk menetapkan personil pimpinan di tingkat pusat.
Sehubungan dengan banyak persoalan yang sebenarnya belum terselesaikan dalam forum Kongres I, maka dua tahun kemudian (1956), GMNI kembali menyelenggarakan KONGRES II GMNI di Bandung, dengan pokok persoalan di seputar masalah konsolidasi internal organisasi. Sebagai hasil realisasi keputusan Kongres II ini, maka Organisasi cabang GMNI mulai tertata di beberapa kota.
Akibat dari perkembangan yang kian meningkat di sejumlah basis organisasi, tiga tahun setelah Kongres II, GMNI kembali menyelenggarakan KONGRES III GMNI di Malang tahun 1959, yang dihadiri sejumlah Utusan cabang yang dipilih melalui Konperensi Cabang masing-masing. Berawal dari Kongres III ini, GMNI mulai meningkatkan kiprahnya, baik dalam lingkup dunia perguruan tinggi, maupun ditengah-tengah masyarakat.
Dalam kaitan dengan hasil Kongres III ini, masih pada tahun yang sama (1959) GMNI menyelenggarakan Konperensi Besar GMNI di Kaliurang Jogjakarta, dan Presiden Sukarno telah berkenan ikut memberikan Pidato Sambutan yang kemudian dikenal dengan judul "Hilangkan Steriliteit Dalam Gerakan Mahasiswa !".
Untuk lebih memantapkan dinamika kehidupan pergerakan GMNI, maka direncanakan pada tahun 1965 akan diselenggarakan Kongres V GMNI di Jakarta. Namun Kongres V tersebut gagal terlaksana karena gejolak politik nasional yang tidak menentu akibat peristiwa G30S/PKI. Kendati demikian, acara persiapannya sudah sempat direalisiir yakni Konperensi besar GMNI di Pontianak pada tahun 1965. Dalam Konferensi besar ini telah dihasilkan kerangka Program Perjuangan, serta Program Aksi bagi Pengabdian Masyarakat.
Dampak peristiwa G30S/PKI bagi GMNI sangat terasa sekali, sebab setelah peristiwa tersebut, GMNI dihadapkan pada cobaan yang cukup berat. Perpecahan dalam kubu Front Marhaenis ikut melanda GMNI, sehingga secara nasional GMNI jadi lumpuh sama sekali. Di tengah hantaman gelombang percaturan politik nasional yang menghempas keras, GMNI mencoba untuk bangkit kembali melakukan konsolidasi. Terlaksana KONGRES V GMNI di Salatiga tahun 1969 (yang seharusnya di Jakarta tetapi gagal dilaksanakan). Namun Kongres V ini tetap belum bisa menolong stagnasi organisasi yang begitu parah.
Namun demikian kondisi ini tampaknya telah membangkitkan kesadaran kesadaran baru dikalangan warga GMNI, yakni kesadaran untuk tetap bergerak pada kekuatan diri sendiri, maka mulai 1969, thema "Independensi GMNI" kembali menguasai lam pikiran para aktivis khususnya yang berada di Jakarta dan Jogjakarta. Tuntutan Independensi ini mendapat reaksi keras, baik dari kalangan Pimpinan Pusat GMNI maupun dari PNI/Front Marhaenis. Tuntutan independensi ini sebenarnya merupakan upaya GMNI untuk kembali ke "Khittah" dan "Fitrah" nya yang sejati. Sebab sejak awal GMNI sudah independen. Tuntutan ini sesungguhnya sangat beralasan dan merupakan langkah antisipasi, sebab tidak lama kemudian terjadi restrukturisasi yang menyebabkan PNI/FM berfusi kedalam PDI.
Setelah gejolak politik reda GMNI kembali memanfaatkan momentum tersebut untuk membangun kembali organisasinya. Dilaksanakan KONGRES VI GMNI di Ragunan-Jakarta tahun 1976, dengan thema pokok: "Pengukuhan Independensi GMNI serta Konsolidasi Organisasi". Hal lain yang patut dicatat dalam Kongres VI ini adalah penegasan kembali tentang Azas Marhaenisme yang tidak boleh dicabut oleh lembaga apapun juga, serta perubahan model kepemimpinan kearah kepemimpinan kolektif dalam bentuk lembaga Presidium.
Selain itu, Kongres VI mempunyai arti tersendiri bagi GMNI, sebab mulai saat itu telah terjadi regenerasi dalam keanggotaan GMNI, yang ditandai dengan munculnya sejumlah pimpinan basis dan cabang dari kalangan mahasiswa muda yang tidak terkait sama sekali dengan konflik internal PNI/FM di masa lalu.
Mengingat persoalan konsolidasi meliputi berbagai aspek, maka masalah yang sama dibahas pula dalam KONGRES VII GMNI di Medan tahun 1979. dalam Kongres VII ini kembali ditegaskan bahwa: Azas organisasi tidak boleh diubah, Independensi tetap ditegakkan, dan konsolidasi organisasi harus seimbang dengan konsolidasi ideologi.
Titik cerah bagi GMNI yang mulai bersinar di tahun 1979 ternyata tidak berlangsung lama. Intervensi kekuatan diluar GMNI, yang memang menginginkan GMNI lemah, dengan berpadu bersama 'interest pribadi' segelintir oknum pimpinan GMNI, telah mengundang malapetaka terhadap organisasi mahasiswa ini.
Kongres VIII GMNI yang sedianya akan diselenggarakan di Jogjakarta mengalami kegagalan karena diprotes oleh sejumlah cabang (Jakarta, Medan, Malang, Manado, Bandung, dan lain-lain), karena tercium indikasi kecurangan untuk memenangkan aspirasi pihak luar dalam Kongres VIII itu. tetapi usaha filtrasi dan perlemahan GMNI tetap berlangsung sewaktu KONGRES VIII GMNI di Lembang-Bandung tahun 1982.
Hanya dengan pengawalan ketat dari aparat negara Kongres VIII tersebut bisa berlangsung, dan dimenangkan oleh segelintir oknum pimpinan GMNI tadi, namun dampaknya bagi organisasi sangat besar sekali.
Presidium GMNI hasil Kongres VIII terpecah-belah, dan disusul perpecahan berangkai semua cabang. Program Kaderisasi, regenerasi akhirnya macet total.
KONGRES IX GMNI di Samarinda tahun 1985 gagal menampilkan wajah baru dalam struktur kepemimpinan GMNI, disamping kegagalan dalam proses pembaharuan pemikiran seta operasioniil program.
Perpecahan ini akhirnya menjalar ke berbagai struktur organisasi dan mencuat dalam KONGRES X GMNI di Salatiga tahun 1989, yang diwarnai kericuhan fisik. Dampak dari kegagalan regenerasi dan kaderisasi Kongres X akhirnya hanya menampilkan wajah lama dalam struktur kepemimpinan GMNI.
Dan yang lebih menyedihkan lagi, para oknum pimpinan GMNI di tingkat Pusat terjebak dengan kebiasaan saling "pecat-memecat". Identitas sebagai organisasi perjuangan menjadi luntur, sebab yang lebih menonjol justru perilaku sebagai "birokrat GMNI". untuk mempertahankan status quo, dan sekaligus untuk melestarikan budaya tadi, oknum-oknum pimpinan pusat mulai mengintrodusiir apa yang disebut "Komunitas Baru GMNI" yang ditetapkan melalui deklarasi Jayagiri. Inilah cobaan yang terberat dihadapi GMNI. Sebab organisasi ini tidak hanya terperangkap dalam konflik kepentingan perorangan yang bersifat sesaat, tetapi juga mulai mengalami erosi idealisme, serta kegersangan kreativitas dan inovasi.
Secara nasional formal, kesadaran untuk memperbaiki arah perjuangan tampaknya belum muncul. Pada KONGRES XI GMNI di Malang tahun 1992, kejadian di Salatiga kembali terulang. Sementara suara-suara cabang yang menuntut otonomi semakin nyaring dan meluas.
Kondisi ini kemudian melahirkan format baru dalam tata hubungan antar kader pejuang pemikir-pemikir pejuang yakni: hubungan kejuangan yang bersifat personal-fungsional. Sebab hubungan formal-institusional tidak efektif lagi.
"Perlawanan" cabang-cabang kembali dilakukan di KONGRES XII GMNI di Denpasar Bali tahun 1995, tetapi keberhasilan hanya pada tingkatan materi program. Dimana kemudian dikenal dan dimunculkan kembali di AD/ART mengenai Azas perjuangan "Sosialis Religius - Progressif Revolusioner" yang membuat banyak pihak terkejut-kejut, tetapi 'kekalahan' terjadi pada pertempuran perebutan pimpinan nasional yang kembali di-warnai oleh intervesi 'orang-orang lama' GMNI. Isu money-politics sangat kental di forum Kongres XII ini.
Disaat cabang-cabang kembali mulai menata diri, perpecahan kembali melanda Presidium hasil Kongres XII Bali, saling boikot dan intrik menjadi makanan utama sehari hari di sekretariat pusat GMNI Wisma Marinda. Pada saat itu cabang-cabang tidak ambil pusing dengan tetap bergerak menguatkan garis ideologi yang mulai kurang tersentuh. Dimulai dengan dialog dan pembongkaran wacana mengenai Marhaenisme di Jogja dan kemudian dilanjutkan di Surabaya 14-17 Juli 1998. cabang-cabang semakin memantapkan hubungan dengan tidak menghiraukan perpecahan yang terjadi di tingkat pusat.
Ketika terjadi pergerakan massiv mulai Mei 1998, cabang-cabang dapat 'berbicara banyak' di tingkat kota masing-masing, tetapi tidak begitu halnya dengan GMNI di tingkat nasional. Perubahan politik di tingkat nasional rupanya semakin 'tidak menyadarkan pimpinan GMNI'. Perpecahan ini memuncak saat beberapa oknum pimpinan GMNI ikut mendaftarkan diri menjadi calon legislatif PDI Perjuangan. Cabang-cabang bereaksi keras dengan menarik dukungannya terhadap pimpinan nasional saat itu.
Kongres XIII GMNI yang sedianya dilaksanakan di Kupang-NTT mendapatkan protes keras dari cabang-cabang karena prosesnya yang tidak konstitusionil dan penuh rekayasa; termasuk perilaku 'saling membubarkan' efek dari perpecahan Presidium. Akhirnya Kongres tersebut terselenggara dengan diboikot 19 cabang antara lain Medan, Bandung, Jogjakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Jember, Malang, Denpasar, Pontianak, Manado dll.
Perlawanan cabang-cabang atas tegaknya konstitusi GMNI terus diusahakan, lewat pertemuan-pertemuan antar Pimpinan Cabang di Malang, Surabaya, Jember, Semarang hingga Lokakarya Nasional GMNI di Solo Januari 2000 yang menghasilkan draft pemikiran pembaharuan GMNI untuk kembali ke azas Marhaenisme dan mencanangkan diselenggarakannya Kongres Luar Biasa (KLB) GMNI untuk menjembatani segala perpecahan yang ada.
KLB GMNI, Februari 2001, dipenuhi nuansa / keinginan untuk pembaharuan oleh DPC-DPC. Semangat itu terakumulasi lewat rekomendasi untuk "rekonsiliasi" dengan kelompok "kupang". Pelan tapi pasti, semoga GMNI tetap jaya....!!
Hubungan interpersonal antar aktivis GMNI di cabang-cabang semakin erat dan muncul kerinduan kembali akan "Nilai Dasar Perjuangan" yang selama ini ditinggalkan.
Sanggupkah GMNI meraih kembali momentum yang jaya gemilang..?. Perjuangan kita persama yang akan menjawabnya. Marilah kita belajar dari Pengalaman beberapa kali terselenggaranya Kongres GMNI sampai saat ini… Merdeka…!




BAB II
AZAS DAN DOKTRIN PERJUANGAN GMNI

Sebagai organisasi Gerakan Perjuangan, GMNI mempunyai Azas dan Doktrin Perjuangan, yang menjadi Landasan serta Penuntun Arah Perjuangan GMNI.
Azas dan Doktrin Perjuangan GMNI adalah:
1. PANCASILA
2. UNDANG-UNDANG DASAR 1945
3. MARHAENISME
4. PANCALOGI GMNI
I. PANCASILA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keterangan:
Agar dapat memahami Pancasila secara benar dan mendalam setiap anggota wajib membaca:
• "LAHIRNYA PANCASILA", Pidato Ir. Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945
• "PANCASILA DASAR NEGARA", Kuliah Pancasila yang disampaikan oleh Bung Karno di Istana Negara.
• "MEMBANGUN DUNIA BARU", Pidato Presiden Sukarno didepan sidang Majelis Umum PBB tahun 1960.

II. UNDANG UNDANG DASAR 1945
“ Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945”
Dari Pembukaan UUD 1945, ada beberapa hal yang patut dipahami oleh setiap Anggota GMNI, antara lain:
1. Pokok perjuangan bangsa Indonesia adalah menghapuskan segala bentuk penindasan dan ketidakadilan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
2. Perjuangan tersebut sesungguhnya merubakan berkat dari Allah Yang Maha Kuasa.
3. Negara berfungsi sebagai:
>> Perumahan' bangsa yang memberikan perlindungan bagi seluruh rakyat dan seluruh wilayah Republik Indonesia.
>> Alat perjuangan untuk menuju terwujudnya cita-cita nasional yakni: Masyarakat adil dan makmur di tengah dunia yang tanpa penindasan.

III. MARHAENISME
>> KETUHANAN YANG MAHA ESA <<
>> SOSIO NASIONALISME <<
>> SOSIO DEMOKRASI <<
>> BERJUANG UNTUK RAKYAT <<
>> BERJUANG BERSAMA-SAMA RAKYAT <<

Pidato Bung Karno didepan Konferensi PARTINDO, Mataram 1933
TENTANG MARHAEN, MARHAENIS, MARHAENISME
1. Marhaenisme yaitu Sosio Nasionalisme dan Sosio Demokrasi
2. Marhaen yaitu kaum proletar Indonesia, kaum tani Indonesia yang melarat dan kaum melarat Indonesia yang lain-lain.
3. Partindo memakai perkataan Marhaen, dan tidak proletar oleh karena perkataan proletar sudah termaktub didalam perkataan Marhaen, dan oleh karena perkataan proletar itu bisa diartikan bahwa kaum tani dan kaum lain-lain kaum melarat tidak termaktub didalamnya.
4. Karena Partindo berkeyakinan bahwa didalam perjoangan, kaum melarat Indonesia lain-lain itu yang harus menjadi elemen-elemennya (bagian-bagiannya), maka Partindo memakai perkataan Marhaen itu.
5. Di dalam perjuangan kaum Marhaen, maka Partindo berkeyakinan bahwa kaum Proletar mengambil bagian yang paling besar sekali.
6. Marhaenisme adalah Azas yang menghendaki susunan masyarakat dan susunan negeri yang dalam segala halnya menyelamatkan kaum Marhaen.
7. Marhaenisme adalah pula Cara Perjoangan untuk mencapai susunan negeri yang demikian itu, yang oleh karenanya harus suatu cara perjoangan yang Revolusioner.
8. Jadi Marhaenisme adalah: cara Perjoangan dan Azas yang ditujukan terhadap hilangnya tiap-tiap Kapitalisme dan Imperialisme.
9. Marhaenisme adalah tiap-tiap orang bangsa Indonesia yang menjalankan Marhaenisme.

Pidato Bung Karno didepan Konferensi Besar GMNI, Kaliurang 1959
HILANGKAN STERILITEIT DALAM GERAKAN MAHASISWA
"Bagi saya Azas Marhaenisme adalah Azas yang paling cocok untuk Gerakan Rakyat Indonesia".

Rumusannya adalah:
1. Marhaenisme adalah Azas yang menghendaki susunan masyarakat yang dalam segala halnya menyelamatkan kaum Marhaen.
2. Marhaenisme cara perjuangan yang revolusioner sesuai dengan watak kaum marhaen pada umumnya.
3. Marhaenisme adalah, dus azas dan cara perjuangan "tegelijk" menuju kepada hilangnya Kapitalisme, Imperialisme dan Kolonialisme.
Secara positif, maka Marhaenisme saya namakan juga SOSIO NASIONALISME dan SOSIO DEMOKRASI; karena Nasionalismenya Kaum Marhaen adalah Nasionalisme yang Sosial Bewust, dan karenanya Demokrasinya Kaum Marhaen adalah Demokrasi yang Sosial Bewust-pula.
Dan Siapakah yang saya namakan Kaum Marhaen itu ??
Yang saya namakan Kaum Marhaen itu adalah : Setiap Rakyat Indonesia yang melarat atau lebih tepat, yang dimelaratkan oleh Sistem Kapitalisme, Imperialisme, dan Kolonialisme.
Kaum Marhaen terdiri dari tiga unsur
Pertama : Unsur Kaum Proletar (Buruh)
Kedua : Unsur kaum tani melarat Indonesia
Ketiga : Kaum Melarat Indonesia yang lain-lain.

Dan Siapakah yang saya maksud dengan kaum Marhaenis ??
kaum Marhaenis adalah "setiap pejuang dan setiap patriot bangsa":
-. Yang mengorganisir berjuta-juta kaum Marhaen itu dan
-. Yang bersama-sama dengan tenaga massa Marhaen itu hendak menumbangkan Sistem kapitalisme, Imperialisme, dan Kolonialisme, dan
-. Yang bersama-sama dengan massa marhaen membangun negara dan masyarakat yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur.
Pokoknya ialah, bahwa Marhaenis adalah setiap orang yang menjalankan Marhaenisme yang saya jelaskan tadi.
Cam-kan benar-benar !! Setiap kaum Marhaenis berjuang untuk kepentingan kaum Marhaen dan bersama-sama kaum Marhaen.

IV. PANCALOGI GMNI

Pertama : I D E O L O G I
Kedua : R E V O L U S I
Ketiga : O R G A N I S A S I
Keempat : S T U D I
Kelima : I N T E G R A S I
Penjelasan:
1. Kelima prinsip diatas harus menjadi jatidiri bagi perjuangan setiap anggota GMNI
2. Ideologi artinya, perjuangan setiap anggota GMNI harus dilandaskan pada Ideologi yang menjadi Azas dan Doktrin Perjuangan GMNI, sebab ideologi merupakan acuan pokok dalam penentuan format dan pola operasional pergerakan.
3. Revolusi artinya, perjuangan setiap anggota GMNI harus berorientasi pada perombakan susunan masyarakat secara revolusioner. Revolusi bukan berarti pertumpahan darah, tetapi dalam pengertian pemikiran.
4. Organisasi artinya, perjuangan GMNI adalah perjuangan yang terorganisir, sesuai dengan azas dan doktrin perjuangan GMNI.
5. Studi artinya, sebagai organisasi mahasiswa, maka titik berat perjuangan GMNI adalah pada aspek studi. Amanat Penderitaan Rakyat harus dijadikan titik sentral dalam pendorong upaya studi ini.
6. Integrasi artinya, Perjuangan GMNI senantiasa tidak terlepas dari Perjuangan Rakyat Semesta. Setiap warga GMNI harus selalu berada ditengah-tengah Rakyat yang berjuang.





















BAB III
GMNI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN

GMNI lahir dengan identitasnya yang hakiki sebagai "ORGANISASI PERJUANGAN" yang berlandaskan "Ajaran Sukarno". Untuk itu ada beberapa prinsip perjuangan yang harus tetap melekat dalam diri GMNI dan menjadi watak dasar perjuangan GMNI yakni:
1. GMNI berjuang untuk Rakyat.
2. GMNI berjuang bersama-sama Rakyat.

A. Makna "GERAKAN" Dalam Nama GMNI

GMNI adalah suatu organisasi Gerakan, atau dalam bahasa inggris disebut 'Movement'. Karena Gerakan GMNI dilakukan oleh sekelompok manusia yang berstatus 'Mahasiswa', maka GMNI disebut pula sebagai "Student Movement".
Adapun yang dimaksud dengan "Gerakan" adalah: Suatu usaha atau tindakan yang dilakukan dengan sadar dan sengaja oleh sekelompok manusia, dengan menggunakan sumua potensi yang ia miliki (mis: sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dll), atau yang ada di dalam masyarakat dengan tujuan untuk melakukan pembaruan-pembaruan terhadap sistem masyarakat, agar terwujud suatu tatanan masyarakat yang dicita-citakan bersama.

B.GMNI adalah Organisasi Perjuangan dan Perjuangan Terorganisir

GMNI merupakan Organisasi Perjuangan dan Gerakan Perjuangan Terorganisir. Artinya, gerakan Perjuangan harus menjadi Jiwa, Semangat atau Roh GMNI. Dan segala tindak perjuangan GMNI harus terorganisir yakni senantiasa mengacu pada Doktrin Perjuangan yang menjadi azas GMNI.

C. Tujuan Perjuangan GMNI

Sebagai Organisasi gerakan Perjuangan, yang menjadi Tujuan Perjuangan GMNI adalah: Mendidik kader bangsa mewujudkan masyarakat Pancasila sesuai dengan amanat UUD 1945 yang sejati. Sebab dalam keyakinan GMNI, hanya dalam masyarakat Pancasila yang sejati, Kaum Marhaen dapat diselamatkan dari bencana kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, dan terhindar dari berbagai bentuk penindasan.


D. GMNI Bersifat Independen

GMNI adalah organisasi yang independen dan berwatak kerakyatan. Artinya, GMNI tidak beraffiliasi pada kekuatan politik manapun, dan berdaulat penuhdengan prinsip percaya [ada kekuatan diri sendiri.
Independensi bukan berarti netral, sebab GMNI senantiasa proaktif dalam perjuangan sesuai dengan Azas dan Doktrin Perjuangan yang ia jalankan. Walaupun demikian, GMNI tidak independen dari Kaum Marhaen serta Kepentingan Kaum Marhaen.

E. Makna "MAHASISWA" Dalam GMNI

GMNI adalah organisasi Mahasiswa. Sebagai konsekwensi dari sifat ini, maka yang boleh menjadi anggota GMNI hanya mereka yang berstatus mahasiswa. Namun demikian tidak semua mahasiswa dapat menjadi anggota GMNI, sebab yang dapat menjadi anggota GMNI hanya mereka yang mau berjuang, atau Insan Mahasiswa Pejuang. Tentu yang dimaksud dengan Mahasiswa Pejuang disini adalah mereka yang berjuang atas dasar Ajaran Sukarno.

F. Makna "NASIONAL" Dalam GMNI

GMNI adalah organisasi yang berlingkup nasional. Artinya bukan organisasi kedaerahan, keagamaan, kesukuan, atau golongan yang bersifat terbatas. Makna Nasional juga mengandung pengertian bahwa yang diperjuangkan oleh GMNI adalah kepentingan Nasional. Sebagai organisasi yang berwatak Nasionalis, maka Nasionalisme GMNI jelas adalah Nasionalisme Pancasila.

G. GMNI Adalah Organisasi Kader Sekaligus Organisasi Massa

GMNI adalah organisasi Kader sekaligus organisasi Massa, artinya GMNI merupakan wadah pembinaan kader-kader pejuang bangsa; dan dalam perjuangannya itu, kader GMNI senantiasa menyatu dengan berjuta-juta massa Marhaen. GMNI tidak berjuang sendirian, tetapi harus bersama-sama dan untuk seluruh rakyat, sebab Doktrin Perjuangan GMNI menggariskan demikian.





BAB IV
ATRIBUT ORGANISASI GMNI,
TUJUAN APLIKASI DAN PENDIDIKAN KADER GmnI
Sebagai satu organisasi GMNI mempunyai sejumlah Atribut Organisasi, yang berfungsi sebagai:
1. Alat untuk membangkitkan semangat Korps dan sekaligus sebagai alat untuk menggambarkan Nilai-Nilai Dasar yang terkandung dalam Doktrin Perjuangan GMNI.
2. Sarana untuk mengenalkan diri kepada pihak lain.
Atribut GMNI terdiri dari:
1. Panji/bendera GMNI
2. Lambang/Simbol GMNI
3. Logo GMNI
4. Jaket GMNI
5. Peci GMNI
6. Mars GMNI
7. Hymne GMNI
8. Motto GMNI
1. Panji/bendera GMNI
Panji/Bendera GMNI berbentuk empat persegi, dengan komposisi warna MERAH - PUTIH - MERAH, tegak vertikal, perbandingan tiap warna masing-masing 1/3 (satu per tiga) dari panjang Panji/Bendera.
Lebar Bendera 2/3 (dua per tiga) dari ukuran Panjang. Pada dasar Putih, terdapat lukisan lambang GMNI (Bintang Merah beserta Kepala Banteng Hitam), serta dibawah bintang tertulis logo GMNI.
Khusus Panji:
Panjang 100 cm, Lebar 90 cm, pada tiap pinggir dilengkapi dengan rumbai berwarna Kuning Emas, panjang rumbai 10 cm. Selain itu Panji dilengkapi dengan tongkat Panji dan Tali hias warna Kuning. Panjang tongkat 2 meter dengan warna kayu asli. Lengkap tentang fisik Panji/bendera lihat peraturan organisasi mengenai Panji/Bendera.
2. Lambang/Simbol GMNI
Lambang GMNI berbentuk Perisai bersudut enam, atau tiga sudut diatas, dan tiga sudut dibagian bawah. Komposisi warna dua bidang Merah mengapit bidang Putih, tegak vertikal. Di tengah perisai terdapat lukisan Bintang Merah dengan Kepala Banteng Hitam sebagai pusat. Dibawah Bintang terdapat logo GMNI.
Makna yang terkandung:
• Tiga Sudut atas Perisai melambangkan Marhaenisme
• Tiga Sudut bawah Perisai melambangkang Tri Dharma Perguruan Tinggi
• Warna Merah berarti Berani, warna Putih berarti suci. Makna komposisi: Keberanian dalam menegakkan Kesucian.
• Bintang melambangkan ketinggian cita-cita, serta keluhuran budi.
• Kepala Banteng melambangkan Potensi rakyat Marhaen. Warna Hitam melambangkan keteguhan pendirian dalam mengemban tugas perjuangan.
3. Logo GMNI
GmnI
Logo GMNI berbentuk tulisan yang terdiri dari empat huruf yaitu huruf "G", "M", "N", "I" dengan komposisi sebagai berikut:
• Huruf "G" yaitu kependekan dari kata "GERAKAN" ditulis dalam huruf Kapital (huruf besar)
• Huruf "M" yaitu kependekan dari kata "MAHASISWA" ditulis dalam huruf kecil.
• Huruf "N" yaitu kependekan dari kata "NASIONAL" ditulis dalam huruf kecil.
• Huruf "I" yaitu kependekan dari kata "INDONESIA" ditulis dalam huruf Kapital (huruf besar)
Penulisan tadi mengandung makna bahwa, Aspek GERAKAN dan INDONESIA merupakan elemen pokok yang harus ditonjolkan oleh organisasi GMNI, sementara aspek MAHASISWA dan NASIONAL hanya menunjukkan predikat yang mempertegas keberadaan organisasi GMNI.

4. Jaket GMNI




Soekarno look
Jaket GMNI berwarna MERAH DARAH, dengan model "Sukarno Look". Pada kantong kiri depan terpasang Lambang GMNI, dan diatas kantong kanan depan terpasang identitas lokasi. Kelengkapan lainnya seperti tanda jabatan, dan lain-lain dipasang sesuai ketentuan organisasi.
5. Peci GMNI
Peci GMNI berwarna HITAM dengan Strip merah di tengahnya, tutup atas juga berwarna merah, pada bagian depan sebelah kiri dipasang lencana (pin) GMNI.
6. Mars GMNI
Mars GMNI adalah modifikasi dari lagu "Marhaen Bersatu", dengan syair yang disesuaikan dengan identitas GMNI. Syair lagu tersebut adalah sebagai berikut:
Mahasiswa Indonesia Bersatulah Segera
Di dalam satu barisan anti kemiskinan
Dalam satu barisan serasa sama bahagia
Berjuang secara dinamis
di dalam Front Marhaenis
Reff.
Bersama buruh tani, bersama GMNI
Abdi rakyat sejati Bersatulah segera
Mahasiswa Indonesia.


7. Hymne GMNI
lagu dan lirik : Eros Djarot
Kami pemuda Indonesia, putra-putri sang fajar
Merah warna darahku, putih warna tulangku
bersih jernih jiwa kita
Kami mahasiswa Indonesia, cinta rakyat merdeka
siap rela berkorban sepenuh jiwa raga
demi nusa dan bangsa
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
Pejuang Pemikir yang tetap setia
Mengawal Pancasila hingga akhir hayatnya
GMNI.., GMNI.., Jaya...!
8. Motto GMNI
Motto GMNI adalah
" PEJUANG PEMIKIR-PEMIKIR PEJUANG ",
Motto tersebut mengandung makna:
• PEJUANG PEMIKIR berarti setiap anggota GMNI adalah Pejuang Bangsa yang bercita-cita luhur yakni membangun masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, di dalam suatu tatanan dunia yang tertib, damai dan berkeadilan sosial.
• PEMIKIR PEJUANG berarti setiap kader GMNI adalah cendekiawan yang berjuang, atau Patriot Bangsa yang memiliki kemampuan penalaran yang tinggi, serta menguasai ilmu pengetahuan dan mau serta mampu menggunakan berbagai dimensi keilmuannya sebagai alat perjuangan menuju cita-cita.
Dengan demikian, secara positip dan tegas motto ini mengandung makna bahwa setiap anggota GMNI adalah Pejuang, yang bukan berjuang asal-asalan, tetapi pejuang yang sadar akan apa yang diperjuangkannya, dan memiliki landasan konsepsi perjuangan yang jelas dan rasional.





TUJUAN PERJUANGAN GMNI

Secara singkat tujuan perjuangan GMNI dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. GMNI bertujuan mewujudkan Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang sejati sebagaimana diuraikan oleh Bung karno, Penggali Pancasila, sebab GMNI berkeyakinan hanya di dalam tatanan masyarakat seperti ini, Rakyat Indonesia dapat diselamatkan dari belenggu kemiskinan, kebodohan, kemelaratan, keterbelakangan, dan berbagai bentuk penindasan lainnya.
2. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka GMNI bertujuan mendidik Kader-Kader bangsa, yang akan menjadi Tenaga Pelopor dalam perjuangan Rakyat Indonesia.

APLIKASI PENDIDIKAN KADER GMNI
1. Kader GMNI dididik dan dibina agar memiliki watak yang mantap, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadi Pribadi yang ulet, tanggap, tanggon, dan trengginas,
2. Kader GMNI dididik dan dibina agar memiliki wawasan Patriotisme yang mantap, serta wawasan kebangsaan yang kuat, dan dengan semangat membara senantiasa siap sedia mempertahankan Pancasila, UUD 1945 serta keutuhan Negara Republik Indonesia dari berbagai ancaman Imperialisme-Kolonialisme, Kapitalisme-Separatisme.
3. Kader GMNI dididik dan dibina agar memiliki wawasan Ideologi yang dalam dan senantiasa siap berada didepan barisan Perjuangan Rakyat Indonesia, dalam menentang berbagai bentuk penindasan Kapitalisme, Feodalisme, dan Militerisme.
4. Kader GMNI dididik dan dibina agar memiliki wawasan akademis yang mendalam, sehingga mampu menyerap berbagai disiplin ilmu pengetahuan, dan mampu mengamalkannya bagi kepentingan bangsa, negara serta umat manusia.



JUNI 2009





PEJUANG PEMIKIR-PEMIKIR PEJUANG

Sabtu, 06 Juni 2009

SiGaNa (Koalisi Siagana Bencana Kep. Nias)

PENGURUS SIGANA TERBENTUK

Gunungsitoli, Pindo

Pada pembentukan Pengurus Baru Koalisi Siaga Bencana Kepulauan Nias (SiGaNa) 06/06/09 dihadiri oleh Kepala Badan Kesbang Linmas Kabupaten Nias oleh A.A. Gulo dan beberapa NGO lainnya. Pada kata sambutan yang disampaikan A.A. Gulo mengatakan sangat berterimakasih atas terlegilatisasinya SiGaNa menjadi sebuah wadah koordinasi dalam rangka Pengurangan resiko Bencana (PRB) di kepulauan Nias. Ia berharap dengan kokohnya SiGaNa di Kepulauan Nias dapat membantu pemerintah untuk membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sesuai dengan Undang-Undang Penanggulangan Bencana Nomor 24 tahun 2007 pasal 5, pasal 18 ayat (1), dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 tahun 2008 pasal 2 ayat (1).
Lanjutnya Ia katakan SiGaNa sudah setahun lebih bermitra dengan pemerintah khususnya Kesbang Linmas walau belum terstruktur dan terlegalitas namun telah banyak dikenal baik ditingkat daerah maupun ditingkat Nasional. Untuk itu, dengan termekarnya Nias menjadi beberapa kabupaten dan kota kiranya SiGaNa menjadi mediator pembentukan BPBD di beberapa kabupaten tersebut.
Harun Tambing yang mewakili Pemrakarsa SiGaNa menceritakan terbentuknya SiGaNa. Akibat bencana 28 Maret 2005 yang melanda Nias, berbagai lembaga fokus pada PRB namun tidak ada suatu wadah untuk sharing informasi, sehingga pada tanggal 25 Oktober 2007 yang bertepatan Hari Pengurangan Resiko Bencana (HPRB) Sedunia bertemu Surya Aslim dan Rudi Hermawan (UNORC), Christian Usfinet (UNDP), Peterlyn (ARRNet), Harun Tambing (CWS), Edi Lase (BRR), Turmizi Ali dan Monica (Surfaid Internasional), dan Rosmawati (PMI Cabang Nias). Ada hal yang unik di SiGaNa, belum berbadan hukum dan terstruktur namun sudah bekerja selama setahun lebih bahkan telah dikenal dimana-mana. Hal tersebut terjadi karena di dalam diri Pemrakarsa memiliki kesamaan emosional, sikap kesukarelawanan dan dapat bekerjasama dengan pihak pemerintah. Tutur katanya seakan mengingatkan kembali perjalanan SiGaNa.
Ditambahkannya dengan SiGaNa terstruktur dan terlegalisir kiranya pekerjaan lebih meningkat dari sebelumnya demi misi kemanusiaan. Jangan dengan adanya struktur maka SiGaNa nantinya ke depan mati suri, melainkan lebih termanajemen dalam berkoordinasi dengan yang lainnya. Mengakhiri.
Melalui diskusi yang sedikit menguras tenaga dan pikiran akhirnya pengurus SiGaNa terbentuk dengan struktur, Koordinator SiGaNa Sozanolo Daeli, Sekretaris Henrykus dan Bendahara Keumala Dewi. Sementara memiliki empat Koordinator Bidang. Koor. Bid I Alex Brian, Koord. Bid II Jul Mendofa, Koor. Bid III Elisati Zandoto dan Koor. Bid IV Rosmita Telaumbanua. Dan sebagai Dean Penasehat Harun Tambing, Kurnia Zebua, Heracles, Alex Telaumbanua, BAPPEDA, KESBANG dan DPRD.
Koordinator SiGaNa Sozanolo Daely yang baru terpilih mengatakan untuk mengemban tugas selama dua tahun kedepan itu tidak dapat terwujud jika hanya pengurus saja yang akan bekerja. Diharapkanya kepada semua pihak kiranya saling berpegangan tangan demi misi kemanusian untuk PRB. Ianya menegaskan bahwa SiGaNa perkumpulan koalisi baik individu maupun lembaga, yang merupakan lembaga non profit dan tidak melaksanakan projek melainkan media informasi kepada seluruh anggota untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan PRB. Harapannya kepada seluruh anggota dan pengurus agar mengindahkan aturan-aturan yang sesuai dengan AD/ART SiGaNa demi eksisnya SiGaNa di Kepulauan Nias. Menegaskan. (Onlyhu Ndraha)

Selasa, 26 Mei 2009

KAMPUNG MASYARAKAT INDIKASI MALPRAKTEK RSU GUSIT

akhirnya Juga aku sampai ke desa masyarakat yang sedang saya advokasi pada tanggal 24 Mei 2009, yang mengalami maslah indikasi malpraktek RSU Gunungsitoli Nias.

Untuk menuju kesana saya harus menempuh perjalanan selama 60 menit dengan jarak 35 km dari Gunugsitoli menggunakan sepeda motor dengan kondisi jalan yang cukup parah dan sangat memprihatinkan.

tak hanya itu, saya harus menghabiskan enegi untuk jalan kaki selama 2 jam perjalanan melewati rute jalan setapak yang penuh tanjakan, dengan bersimbah keringat yang menganak sungai disekujur tubuh.

sesampainya di tempat tujuan, saya disuguhi air kelapa muda yang baru dipetik dari pohonnya, sebuah keramahtamahan khas pedalaman Nias di daerah Fabaliwa Oyo Kecamatan Tugala Oyo. sambil menawarkan buah kelapa muda, ianya membisikkan untuk menggantikan energi yang sudah habis.

hal yang mengasikkan diperjalanan, masih terdapat beberapa rumah penduduk yang digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus berfungsi tempat berjalarnya tanaman labu siam.

setelah dahaga saya terobati oleh manisnya air kelapa muda, saya membuka diskusi dengan beberapa warga disana mengenai lanjutan kasus malpraktek yang menimpa salah satu anggota keluarga mereka. Ia (Elianus Hulu) mengatakan atas kasus tresbut kiranya RSU Gunugsitoli dapat bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Ditambahkannya kepada semua masyarakat yang telah membantu mereka kiranya sang kausa Prima yang dapat membalasnya.

manusia takkan sempurna tanpa orang lain. itulah tutur kata terakhirku pada mereka. selain itu juga sempat bibirku merangkai peribahasa Nias : bodo-bodo zokho, atua-tua dalifuso.......

Jumat, 22 Mei 2009

"PERPISAHAN"

Saat terindah yang dapat kurasakan
Disaat aku manja
Disaat aku tertawa
Bahkan disaat aku mebritahu
Apa yang tak dapat diketahui
Orang lain
Engkau ketahui

Hari – hari itu masih melekat
Dibayangan mataku
Apa yang telah kita jalani bersama
Dalam suka dan duka

Engkau bagaikan rembulan
Yang menyinari kegelapan
Engkau bagaikan garam
Penawar hambar
Dan engkau bagaikan pipi
Tempat sandaran air mata

Kenangan yang terlalu indah
Yang terangkai dalam jiwaku
Yang telah kau tanam
Aku tak sempat mengungkapkan
Padamu

Pada perpisahan ini
Kutitipkan padamu

Kiranya kita saling menjaga
Apa yang pernah kita alami bersama

Kiranya perpisahan ini
Hanya waktu dan tempat yang berpisah
Tapi jiwamu dan jiwaku
Selalu abadi sepanjang masa.


Oleh : Onlyhu Ndraha
T4 : Yuniria Zendato
Pkl. 21.00 WIB
Tgl : 27 April 2009

Kamis, 21 Mei 2009

korban malpraktek RSU GUNUNGSITOLI NIAS

DATA KORBAN INDIKASI MAL PRAKTEK

NAMA : EFERIANUS HULU
UMUR : 35 TAHUN
ALAMAT : DESA FABALIWA OYO KEC. TUGALA OYO KAB. NIAS


KRONOLOGIS KEJADIAN :

A. pada tanggal 21 Februari 2009 korban datang ke RSU Gunungsitoli untuk berobat dan yang menanganinya dr. Yuliaji Putra (dokter spesialis dari Universitas Gadjah Mada) dan hasil ronsen mengatakan bahwa korban mengalami penyakit USUS BUNTU dan disarankan untuk dioperasi. Sehingga pada tanggal 24 Februari 2009 korban dioperasi oleh dr. Yulianji Putra.
B. Tiga hari kemudian korban mengalami penyakit baru demam, lalu keluarga korban melaporkan kepada pihak rumah sakit. Yang menangani dr. Ferdianto pengganti dr. Yulianji Putra yang sama – sama dari UGM. Dari hasil pengamatan dr. Ferdianto korban menderita penyakit TUMOR GANAS bukan USUS BUNTU, ianya menyarankan korban baru dapat sembuh jika dioperasi lagi, sehingga operasi kedua dilaksanakan.
C. Saat dr. Ferdianto membuka jahitan operasi pertama yang dilakukan oleh dr. Yulianji Putra, bekas operasi bernanah dan dr, Ferdianto mengatakan luka korban telah terinfeksi.
D. Melihat kondisi korban kurang diperhatikan oleh pihak rumah sakit, keluarga pasien mengajukan permohonan kepada kelapa RUS Gunungsiotli dr. Yulianus Mendofa, MARS, mengatakan jika seandainya pihak RSU Gunungsitoli tidak dapat menanganinya lagi sudi kiranya memberikan rujukan kepada kami agar saudara kami kami bawa berobat di luar Nias, namun pihak RSU Gunungsitoli tidak dapat memberikan jawaban hingganya pasien meninggal dunia pada tanggal 29 Maret 2009.



Ini merupakan hasil wawancara :

Berdasarkan hasil penuturan saudaranya (Idaman Telaumbanua, (30 tahun)) ketika ditanya sejumlah wartawan mengatakan bahwa pada minggu ketiga Februari 2009 pasien masuk RSU Gusit yang kemudian pada hasil diagnosa dokter menyatakan bahwa pasien menderita penyakit USUS BUNTU sehingga dokter menyarankan untuk dioperasi. Karena biaya tidak ada sehingga sempat pasien dikembalikan ke rumah, akan tetapi tiga hari kemudian pasien kembali dibawa ke RSU Gusit untuk dioperasi.

Dalam proses operasi pihak dokter sudah dongkol, sehingga tidak mendapatkan perhatian perawat kepada pasien. Setelah dioperasi tidak berdampak positif kepada pasien malah semakin luka bekas jahitan memar dan bernanah yang mengakibatkan usus keluar. Akhirnya dokter yang menangani operasi lepas tangan. Karena pihak keluarga mendesak dokter, sehingga dokter yang lain menangani pasien dan mengatakan bahwa yang diderita pasien bukan USUS BUNTU melainkan TUMOR GANAS sehingga pasien dioperasi untuk kedua kalinya.

Yang anehnya setelah dioperasi kedua kali pasien semakin menderita dan kondisi semakin kritis, sehingga dokter kedua yang menangani pasien mengatakan bahwa penyakit yang diderita pasien bukan TUMOR GANAS melainkan USUS BUNTU.

Pihak keluarga pasien merasa heran kenapa pernyatakan diagnosa kepada pasien selalu tidak ada kepastian. Hal yang mereka herankan apakah ketika dokter yang menangani saudara mereka ganti adakah konfirmasi diantara mereka sehingga pernyataan berbeda, ataukah saudara mereka dijadikan mal praktek?

Lebih jauh Idaman Telaumbanua menjelaskan selama lima minggu biaya yang dikeluarkan sudah mencapai Rp. 10 juta dan perawatan pasien seperti asal-asalan, ketika mereka konfirmasi bagaimana kelanjutan penanganan pasien malah dokter menyimpulkan bahwa paling lama 4 hari lagi pasien tersebut akan meninggal dunia. Ketika seorang dokter mengeluarkan stakmen seperti itu, berarti telah menyalahi kode etik seorang dokter.

Ketika kelapa RSU Gunungsitoli (dr. Yulianus Mendofa, MARS) ditanyakan mengenai kejadian itu, mengapa penanganan pasien dokternya bergantian dan adanya stakmen dokter yang berbeda.

dr. Yulianus Mendofa menerangkan bahwa memang dokter sudah berganti karena dokter tersebut dari Universitas Gadjah Mada.Nama dokter yang menangani pertama Yuliaji Putra dan dokter kedua Doni Ferdianto. Itu hasil kerja sama RSU Gunungsitoli dengan RSU UGM bahwa dokter UGM hanya sebulan masa kerjanya di Nias dan kemudian diganti yang lain. Mengenai mengapa pasien dua kali dioperasi karena awalnya dokter mengoperasinya karena usus buntu, penyakit yang baru timbul itu diluar kemampuan mereka. Dia membantah kalau itu adalah mal praktek karena dokter yang dikirim ke Nias memiliki legalitas. Lebih lanjut dr. Yulianus Mendofa mengatakan kiranya pihak seluruh pasien yang berobat di Gunungsitoli maklum ketika para perawat agak lalai dalam menjalankan tugasnya, hal itu karena jumlah perawat yang ada di RSU Gunungsitoli 1 : 20.

Hal yang sudah saya lakukan untuk mendampingi keluarga korban :
a. membuat pelaporan kepada POLRES NIAS tanggal 16 April 2009
b. mendapingi disaat POLRES memintai keterangan, 27 April 2009
c. menhubungi BAKUMSU dan DKR SUMUT agar dapat membantu
d. menurunkan aksi dari GmnI Nias, 20 Mei 2009 (RSU GUNUNGSITOLI, DINKES DAN DPRD
KABUPATEN NIAS)
Catatan :
Seusai aksi dari RSU Gunungsitoli, pihak kepala RSU mengadakan jumpa PERS dan ia
mengatakan bahwa kedua dokter yang menangani korban masih kuliah, hanya saja
mereka sudah memiliki sedikit pengalaman.

bagi kawan - kawan saya sangatmengahrapkan masukan untuk membantu masyarakat indikasi malpraktek ini.....................

RAHASIA TERSIRAT DIBALIK BANTUAN BENCANA

BEGITU BANYAK PEMERHATI MASYARAKAT MEMPERJUANGKAN HAK MASYARAKAT YANG MENGALAMI BENCANA. NAMUN DIBALIK ITU SEMUA, TIDAKLAH SEMATA-MATA SEMUA PEMERHATI MASYARAKAT MEMPERJUANGKANNYA.

PEMERHATI MASYARAKAT BAGAIKAN MENANGKAP BELUT DIPEMATANG SAWAH ATAU BAGAIKAN SEEKOR MONYET DENGAN IKAN.

BUAT APA KITA SEBAGAI PEMERHATI MASYARKAT KALAU HANYA CUAP-CUAP JIKA SEANDAINYA HATI DAN PIKIRAN HANYA INGIN MEMPERKAYA DIRI DAN MENJUAL KEMISKINAN, KEBODOHAN DAN KETIDAK MAMPUAN MASYARKAT.

UNTUK TAHAP INI SEKIAN DULU, ESOK KITA TAMBAHKAN LAGI.... .......

Rabu, 20 Mei 2009

YA'AHOWU FEFU.Selamat datang para Netter di onlyhundraha.blogspot.com

Merrrrrdeka, merrrdeka dan merrrrrrrdeka.
PERJUANGAN MASIH BELUM SELESAI.
Ikuti blog ini maka anda akan mengetahui banyak hal.
Jika ingin mau makan , haruslah bekerja
Jika tidak bekerja, tidak makan
Jika tidak makan, mati
Itulah hukum alam
(Pidato bung Karno )